Sudah sepekan lebih kita lewati masa seperti ini. Masa dimana kamu dan aku
tak menjadi kita. Masa dimana kamu dan aku tak lagi satu arah. Perlahan ombak
kehidupan menghapus kenangan kita yang telah hanyut bersamanya. Tak ada lagi
rasa percaya maupun rasa suka seperti awal kita berjumpa. Sama seperti yang
engkau bilang, “Realitas tak akan seindah mimpi, dan mimpi tak akan menjadi
realitas”. Tapi entah mengapa perasaan ini merasa berbeda. Berbeda dengan apa
yang kau rasakan. Aku ingin tetap bertahan disini, mungkin meskipun hal itu tak
akan kembali. Tapi aku mengerti, mungkin ini bukan mimpi.
Perlahan semuanya menjauh dengan pasti. Terkubur dalam lautan, tersapu
angin malam dan terbawa entah sampai kapan. Mungkin kita tak lagi sama. Tak
seperti awal kita berjumpa. Maafkan aku yang terus memaksamu untuk masuk ke
kehidupanku. Mungkin inilah kenyataanku, tapi masih mimpi bagimu. Maafkan aku
telah mengecewakanmu.
Malam ini tak lagi seindah dulu. Hanya aku duduk sendiri disini. Diujung
jalan ditemani dengan lampu malam yang mulai meredupkan sinarnya. Mungkin dia
juga tak sanggup melihatku yang seperti ini. Diujung jalan ini aku menanti, dan
terus menanti. Entah sampai kapan. Tapi