Jumat, 13 Desember 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 8



Bab 8 : Masa Lalu Tentangnya

Hari ini matahari bersinar cukup terang. Daun-Daun juga mulai berguguran. Menandakan musim kemarau sudah datang. Seiring dengan matahari yang semakin terik, suasana di dalam rumah juga semakin panas. Banyak barang berserakan dimana-mana. Semua AC menyala, berharap bisa menahan panasnya terik matahari. Hari ini keadaan rumah terlihat sepi. Semua berada di dalam kamar masing-masing dengan kegiatannya sendiri. Sungguh suasana hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Jam masih mengarah di angka dua belas. Matahari tepat berada di atas kepala. Sangat panas. Siang ini Rendy tak mau melakukan kegiatan seperti biasanya, Dia hanya ingin berdiam diri di kamar dengan AC yang terus menyala sepanjang hari, sebelum telefon genggam Rendy berbunyi. Tertulis nama “Tiara”. Tanpa ragu Rendy menerima panggilan itu.

Tidak lama setelah menerima panggilan itu, Rendy bergegas pergi meninggalkan rumah untuk menemui Tiara. Dengan motor bututnya itu Rendy segera menjemput wanita yang selalu ia bayangkan wajahnya setiap hari. Tiara. Dari kejauhan terlihat Tiara yang sedang berdiri dengan tas kecil yang bergelantungan ditangannya. Wajahnya terlihat segar di siang hari yang panas, senyumnya mampu mendinginkan suasana, dan tatapan matanya tajam mengarah ke Rendy di ujung jalan.

Mereka berdua bersama untuk pertama kalinya. Mengarungi jalan raya yang penuh dengan cerita. Bersama mereka datang karena cinta. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Mulut mereka seakan membisu. Detak ja

Kamis, 05 Desember 2013

Tentang Dirimu




Untuk mu yang sangat aku cintai untuk saat ini dan untuk selamanya.

Terkadang kita perlu menunggu lebih lama untuk orang yang kita sayang. Terkadang juga kita harus mencari kemana orang yang kita sayang itu pergi. Berusaha mencari tanpa henti. Hingga pada akhirnya semua terlihat lebih jelas. Mengerti bahwa orang yang aku cintai itu kamu. Setiap malam selalu terbayang indah wajahmu. Cintaku yang tulus hanya untuk mu.

Berkali-kali aku mencoba mengerti dirimu. Berkali-kali juga aku menahan semua yang tak perlu engkau tahu. Aku disini untuk mencintaimu. Tak ingin sedikit pun melukai perasaanmu. Disaat cinta datang, perlahan semua kenyataan menghilang. Hanya perasaan cintalah yang sulit untuk diungkapkan. Terkadang hitam. Terkadang putih. Cinta itu tegas.

Minggu, 13 Oktober 2013

For You....




Kali ini aku mau posting sesuatu yg mungkin berbeda dari sebelumnya.. Kali ini aku masukin video yang udah aku masukin ke youtube sebelumnya. Video ini utnuk seseorang yang sangat aku cintai dari dulu, sekarang, sampai nanti... thanks buat yang udah lihat

http://www.youtube.com/watch?v=j54yTQV6x0U

Teman Kelabu



Pagi mulai menyapa indahnya hari. Burung-burung menari di udara, menyanyikan nada-nada indah penuh makna. Di depan rumah, terdapat taman bunga yang indah dan menyejukkan mata saat dipandang. Hamparan bunga berwarna-warni menambah indahnya pagi. Serangga hanyalah hewan kecil dan rapuh yang hinggap di setiap bunga, tak ubahnya seperti pengganggu kecil yang tak pernah lelah menebarkan kebencian disaat ada kebahagiaan.

Terlihat juga disana gadis kecil yang sedang tertawa riang. Bermain. Bercanda. Melepaskan semua tawa dan melupakan semua duka. Dia terus bermain, dan bermain. Sepanjang hari sampai larut malam. Tak ada yang pernah memanggil namanya. Tak ada yang pernah mengusik kebahagiaannya. Dia terus tertawa. Tapi dengan siapa dia bermain?. Tak pernah ada yang tahu. Dia disana sejak tiga hari yang lalu. Dia terus bermain. Sendirian. Entah siapa yang menemani.

Dalam kesendiriannya itu, dia masih saja bisa tertawa. Saat aku mulai mendekatinya, dia membisikkan sesuatu padaku. “Jangan ganggu teman ku, ya. Dia tidak suka diganggu orang lain yang belum ia kenal”. Saat kata itu terucap dari bibir manis gadis itu, jantung ku terus berdegup dengan kencang. Mungkin ini penyebab tak banyak orang yang berani mendekatinya, bahkan memanggil namanya. Tak ada yang tau persis nama gadis kecil itu.

Mulai hari itu aku mulai

Jumat, 20 September 2013

Kepergianmu



Kamu..
Kamu yang ada disaat suka
Kamu yang ada disaat duka
Kita selalu bersama

Genggaman tanganmu kini tak kurasa
Pelukan mu lemah tanpa tenaga
Kini kau pergi meninggalkan kita semua
Kita yang kini sedang berduka

Ingin kurasakan pelukan mu saat senja
Tapi kini kau telah tiada
Meninggalkan beribu cerita
Cerita yang terjalin saat kita bersama

Kini dirimu ada dihati kita semua
Kita disini berdoa untuk mu
Berdoa yang terbaik untuk dirimu disana
Hanya kau lah sahabat jiwa
Kau yang tak akan pernah kami lupa

Seminggu Setelah Kepergianmu


Untuk dirimu yang pergi mendahului kita...

Sebelum kau pergi, kau hanya lelaki biasa. Lelaki yang selalu berusaha mencoba tegar dan berusaha menutupi semua meskipun itu menyakitkan. Wajah garang mu masih tebayang-bayang dalam mimpi kita. Mimpi kita yang selalu bersama meskipun hanya sesaat. Perkenalan awal dengan mu mungkin adalah hal indah yang pernah kita lakukan bersama. Suka dan duka. Meskipun cerita kita hanya sesaat, tapi akan kita kenang untuk selamanya.

Dirimu yang dulu selalu membuat kita selalu berfikir. Berfikir tentang kebaikan mu yang tak pernah kita balas sedikit pun. Itu kamu. Memberi tanpa harus diberi.  Entah kenapa kebaikan mu selalu terbayang di benak kita semua. Kebaikan yang tulus dari dalam jiwa. Kita selalu bersama dalam canda dan tawa.

Masih kah kau ingat saat kita bersama kawan?. Shalat. Main kartu. Bersenda gurau. Menyontek. Semua kita lakukan bersama. Bersamamu hal-hal indah bisa terjadi. Kapanpun. Dimanapun. Masih teringat tajam dalam fikiran ku, ucapan yang selalu kau keluarkan saat istirahat tiba “Nggak shalat ta rek?”. Mungkin kata itu akan selalu kita kenang. Kata ajakan untuk berdoa pada Sang Pencipta.

Apa yang bisa aku perbuat untuk melupakanmu?.

Senin, 09 September 2013

Mengagumi Tanpa Dicintai



Setiap hari terbayang selalu wajah indah mu
Setiap saat ku selalu terpesona pandangan mata mu
Pandangan indah yang terkenang selalu
Berharap dirimu ada dihati ku

Setiap pesan singkat darimu memberi ku banyak makna
Kata-kata dari mu membuat ku lebih bahagia
Harap ku hanya dirimu selalu
Berharap kau tak pergi meninggalkan luka dihati ku

Ku tahu kau tak menginginkan diriku
Setidaknya aku hanya menjadi bayangan yang selalu ada untuk mu
Bayangan yang selalu menemani hari-hari mu
Bayangan yang hanya bisa kau injak tanpa bisa kau sentuh

Itu Aku....
Seseorang yang hanya bisa mengagumi mu dari jauh
Tanpa harus kau tahu

Datang dan Pergi Dengan Cepat



Cinta terkadang datang tak diduga. Entah disaat bahagia ataupun terluka. Cinta bisa mengubah tangisan menjadi senyuman. Senyuman yang selalu hadir meskipun hanya bisa memandang tanpa bisa memiliki. Seperti Cinta ku untukmu. Cinta yang selalu berharap tanpa harus kau tahu.

Setiap waktu senyuman indah mu terbayang selalu di benak ku. Senyuman indah yang bisa meluluhkan hati ku setiap waktu. Setiap saat aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk mu, selalu menemanimu, selalu melindungi mu dari hati yang terluka.

Tatapan mata mu tajam menerjang hati ku, berharap kau tahu apa yang aku mau. Cinta ku berawal saat pertama kali kita bertemu.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 7



Sudah satu minggu lebih sejak hari dimana Mami meninggalkan Rendy dan Aurel. Luka mendalam masih terasa di hati mereka, khususnya Aurel. Dia yang waktu itu disana saat Mami pergi dan terlelap dalam tidurnya untuk selamanya. Kini Mami benar-benar pergi. Meninggalkan goretan tinta emas yang susah untuk dilupakan.

Kini semua keluarga besar Rendy terus berdatangan. Duka yang mendalam semakin terasa saat Rendy memasuki ruangan kamar Mami. Memori kelam kini kembali terulang. Semuanya berakhir begitu cepat. Hidup memang harus terus berlanjut. Membuka lembaran baru dan mempelajari kesalahan yang terjadi sebelumnya.

Seperti malam sebelumnya. Hujan terus membasahi celah-celah bangunan dan rongga-rongga kehidupan. Mencari masalah dan keributan. Serta membuat hal yang tak seharusnya diperdebatkan. Semua masalah harusnya selesai dengan sendirinya, tanpa harus tau siapa yang disalahkan.

Di kamar ini Rendy menyindiri. Hanya dia seorang yang mampu mengobati luka di hati. Kehilangan Dita. Kehilangan Mami. Semua terasa pahit dan sulit untuk diobati. Hanya cinta abadi yang mampu menghilangkan cerita buram di masa lalu. Cinta karena ketulusan hati, bukan cinta sesaat yang menyayat hati. Bukan juga cinta yang membuat seseorang tidak pernah jatuh cinta lagi. Memang.. jatuh itu sakit, tapi lebih sakit disaat kita tidak ada untuk orang yang lebih membutuhkan kita. Entah itu disaat suka maupun duka.

Cinta hanya sedikit kata yang menggambarkan kehidupan manusia. Sedikit kata, tapi banyak makna. Sedikit berbicara, tapi banyak berjuang. Berjuang menemukan arti cinta yang sebenarnya. Selalu mencoba bangkit, disaat jatuh. Selalu mencoba bahagia, disaat sakit melanda.

Jumat, 31 Mei 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 6



Bab 6 : Kabar Sedih Dari Aurel

Hujan yang semalam turun membuat ruangan ini terasa lebih dingin. Ruangan kecil yang berisi tempat tidur, televisi dan berbagai macam obat yang diperlukan. Sering kali tercium bau obat yang menyengat hidung. Tempat yang dulu pernah dipakai Rendy. Iya dulu. Disaat dia terluka. Kali ini berbeda. Mami yang harus berbaring di kasur tipis yang hanya memiliki satu bantal untuk tidur. Keadaan yang berbeda dari apa yang Mami rasakan sebelumnya.

Masih teringat di benak Rendy. Malam itu. Malam disaat semuanya tenang. Malam yang saat itu awalnya terlihat indah. Semuanya hilang dalam sekejap saat memasuki kamar Mami. Wajah yang tadinya ceria, kini menjadi pucat dengan darah yang terus mengalir.

Sampai pagi ini Mami masih belum sadar. Aurel dan Rendy juga masih mencemaskan keadaan Mami yang terlihat semakin memburuk. Saat Aurel berjaga sendirian di depan ruangan Mami, datang seorang Dokter yang mengajak Aurel untuk keruangannya. Di ruangan sempit dan bersih itu, Dokter menjelaskan semua penyakit Mami. Saat Aurel mulai menerima dan membaca keterangan penyakit dari Dokter, Aurel langsung terkejut dan masih tidak percaya dengan semua penyakit Mami. Jantung lemah, penyakit hati dan paling menyeramkan yaitu Kanker.

Kamis, 02 Mei 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 5


Bab 5 : Kenapa Harus Terjadi?

Semuanya berubah. Semuanya berubah sebelum Dita datang ke kehidupan Rendy. Kini Rendy lebih sering murung daripada tertawa. Lebih sering berdiam diri di dalam kamar. Tidak jarang temannya mengajak untuk keluar hanya sekedar mencari makan atau hang-out bersama. Bagas yang biasa membuat lelucon pun masih belum bisa membuat Rendy tersenyum. Senyuman yang terlihat saat Rendy melihat Dita dari kejauhan. Senyum yang kini berganti dengan sakit hati.

Sedalam itu kah sakit hati yang Rendy rasakan?

Hari ini semuanya berjalan seperti biasa. Berangkat kuliah dengan sepeda motor butut yang selalu menemaninya kemana-mana. Sepulang kuliah, Rendy menyempatkan waktu bersama teman-temannya, berusaha untuk menghibur diri sendiri. Semuanya tidak semudah apa yang ia kira. Membuat senyuman bahagia dan tulus dari hati. Rendy merasa semuanya sia-sia, dia melangkahkan kakinya ke kantin yang tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Berjalan dengan membungkukkan badan. Tidak ada semangat. Terlintas dipikirannya orang yang tidak pernah ia harapkan untuk kembali lagi. Dita.

Kantin ini adalah tempat pertama kali Rendy melihat Dita. Pertama kali ia jatuh cinta. Setiap Rendy ke kantin, entah mengapa dia selalu duduk di tempat yang sama. Selalu membeli makanan yang sama, bakso seharga lima ribu rupiah. Mungkin itu yang membuat ia terlalu sulit untuk melupakan Dita. Kenangan lama seakan terulang kembali dan selalu kembali untuk kesekian kalinya.

Rabu, 03 April 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 4

Bab 4 : Tak Seharusnya Bicara Tentang Cinta


Tok ! Tok ! Tok !

Terdengar suara pintu mulai terbuka. Entah darimana. Rendy saat ini masih sendiri. Sendiri di ruang hampa yang tak bertepi. Hanya sendiri. Gelap. Tak ada petunjuk arah yang menuntun ia pulang. Perlahan dia mulai mendengar suara, “Hai Rendy. Ini aku Dita”. Suara itu?. Suara yang tidak asing lagi baginya.

Mata yang tadinya terpejam, kini mulai terbuka. Kini Rendy telah keluar dari ruang hampa yang membelenggu dirinya. Terlihat Mami, Dita, dan.... siapa itu?. Berdiri disamping Dita, bertubuh tegap dan memakai kacamata. Sama seperti.... “Pria yang ada di Black Cafe malam itu?”, celotehnya dalam hati.

“Dita? Mami? Aku dimana ini?”, tanya Rendy dengan nada kebingunan
“Ini di Rumah Sakit, nak. Kamu udah pingsan selama tiga hari. Alhamdulillah kamu udah siuman sekarang”, ucap Mami dengan wajahnya yang penuh kekhawatiran. “Udah kamu jangan banyak gerak, ya. Kamu istirahat aja dulu.”
“Iya. Kamu istirahat dulu aja, Ren. Aku juga mau pulang kok.”, ucap Dita memotong pembicaraan. “Oh iya, aku sekalian mau ngenalin kamu dengan pacar aku, namanya Rio.”

Meskipun Dita menjelaskan semuanya dengan baik, tapi Rendy tetap saja kecewa dan terluka. Rendy hanya diam saja seolah tak terjadi apa-apa. Semuanya berlalu dengan cepat. Awal perkenalan mereka. Awal pertemuan mereka yang berakhir dengan kecewa. Ini bukan tentang happy ending ataupun bad ending, tapi semua ini tentang perasaan. Perasaan untuk mencintai, dan perasaan untuk dicintai.

Dengan pasti Dita dan Rio meninggalkan Rendy yang terbaring lemas dengan Mami disampingnya. Mereka mulai menjauh. Langkah kaki mereka pun mulai menghilang dari pendengaran. Itu yang seharusnya terjadi. Pergi dan jangan pernah kembali untuk menyakiti lagi.

Apakah cinta selalu seperti ini? Harus siap terluka? Harus siap tersakiti?

Selasa, 26 Maret 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 3



Bab 3 : Tak Seperti Seharusnya

Pagi mulai menyapa. Embun pagi masih melekat di dedaunan setelah hujan semalam. Air juga masih membasahi jendela kamar Rendy. Kamar yang tidak memiliki pendingin ruangan, tertulis AC Milan di pintu kamarnya dan poster tentang AC Milan. Pagi ini, tidak ada kegiatan sama sekali di rumah. Rendy masih memeluk erat gulingnya karena masih lelah dalam perjalanan pulang dari Cuban Rondo semalam. Aurel?. Pagi ini langkah kakinya tidak terdengar di setiap sudut ruangan, hanya keheningan. Begitu juga dengan Mami.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Masih tidak ada siapa-siapa di rumah. Hanya Rendy. Rendy mulai terbangun saat handphone yang ada di sebelahnya mulai bergetar dan mengeluarkan suara kencang. Dengan malas ia mengambil hpnya. Bertuliskan ‘Dita’. Nama yang jelas tidak asing baginya. Dia bingung apa yang harus ia lakukan, otak dan kata hatinya saling bertentangan. Antara tidur dan menyapa orang yang ia cintai itu.

Sang matahari mulai tergelencir dari timur ke barat. Semakin menampakkan cahayanya yang sangat terang-benerang. Daritadi Rendy hanya menempelkan kepalanya dengan bantal yang lembut. Dia masih memikirkan kata yang harus ia jawab saat berkomunikasi dengan Dita tadi pagi. “Nanti siang kita keluar, yuk? Aku males nih dirumah sendiri.”, itu yang di ucapkan Dita. Dengan setengar sadar, Rendy meng-iya-kan apa yang dikatakan Dita tadi. Ia sangat kebingunan.  

Apa yang harus Rendy lakukan?.

Jumat, 15 Maret 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 2


Bab 2 : Perkenalan Indah

Pagi mulai tiba. Perlahan sang surya mengintip dari pegunungan yang berjejer. Burung-burung bernyanyi dengan mengepakkan kedua sayapnya untuk menembus awan. Dinginnya pagi ini tidak mereka hiraukan, diselimuti kabut yang turun pagi ini menambah indahnya pagi.

Di kamar dua-kosong-satu, Rendy masih terlelap dalam tidurnya.  Pria putih dan berhidung mancung ini mungkin kelelahan. Semalam ia harus melawan hawa dingin yang menyerang tulang dan persendiannya sehingga ia hanya bisa meringis meskipun tumpukan selimut telah ia pakai untuk menghangatkan badan. Meskipun tertidur, Rendy masih bisa mendengarkan apa yang terjadi. Perlahan ia mendengarkan langkah kaki yang terdengar semakin lama semakin keras menuju kearahnya.

“Ren... Rendy. Ayo bangun!” ucap pria bertubuh tegap itu seraya menggerakkan tubuh Rendy agar terbangun dari mimpinya.
“Ahh.. Ada apa sih? Masih ngantuk nih!”, jawabnya lemah
“Udah pagi Ren.Aku siram nih!”
“Okey.. Okey. Aku bangun nih. Ganggu orang lagi tidur aja!” celotehnya.

Perlahan Rendy melepaskan selimut yang menempel ditubuhnya. Berdiri dan mengambil air minum untuk menyegarkan badannya yang masih sempoyongan.

Dengan pasti Rendy melangkahkan kakinya ke luar untuk melihat keadaan sekitar. Sarung yang masih bergelantungan dibahunya membawa kesan ‘kampungan’ pada diri Rendy. Seraya merentangkan kedua tangannya, ia menatap setiap benda disekelilingnya dengan teliti. Dari kejauhan terlihat seseorang bertubuh tinggi, lekukan tubuhnya membuat orang itu semakin mempesona. Perlahan kabut yang menutupi pandangan mata, kini menghilang tersapu angin yang semakin berhembus dengan cepat.
Seiring dengan hilangnya kabut, tubuh molek orang itu terlihat dengan jelas. Ternyata itu

Kamis, 07 Maret 2013

Bertahan Karena Cinta : Bab 1


Bab 1 : Awal yang Berbeda
      
      Malam ini terasa berbeda. Malam yang biasanya sunyi dan sepi yang terasa kini hilang. Malam ini ramai riuh suara kendaraan terdengar membengkakkan telinga. Hujan lebat yang mengguyur malam ini menambah keramaian kota. Suara klakson kendaraan terus berbunyi dengan nyaring. Terdengar teriakan-teriakan keluar dari mulut pengendara. Hujan yang membuat malam itu semakin kelam. Indahnya sinar Bulan tak terlihat. Bintang - bintang malam tak lagi menunjukkan keindahannya. Hanya ada beberapa lampu disetiap ujung jalan yang masih menyala. Rendy mulai mempercepat langkah kakinya, berharap hujan tidak membasahi sekujur tubuhnya.

        Tok ! Tok ! Tok !

        Perlahan Rendy membuka pintu rumah. Suara langkah kaki terdengar semakin cepat dari dalam rumah. Seketika seorang wanita berparas ayu dan berambut panjang datang dan memberi pelukan hangat pada Rendy yang baru saja pulang entah darimana.

“ Kamu darimana aja sih Rendy?. Aku khawatir tahu. ” ucap wanita itu dengan penuh rasa heran.
“ Ya tadi aku cuma keliling - keliling aja Aurel, pengen lihat keadaan sekitar. Maaf ya udah bikin kamu khawatir.” jawab Rendy.
“ Iya deh gak apa apa. Udah kamu mandi dulu aja, habis itu langsung makan bersama. Udah ditunggu Mami tuh !.” ucap Aurel yang saat itu sedang membawa handuk untuk Rendy pakai.
“ Siap Bos !.”, jawab Rendy sekenanya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Rendy segera melangkahkan kakinya ke meja makan untuk makan bersama.
“Ayo duduk sini Rendy.” ucap wanita tua yang duduk disebelah Aurel.
“ Oh, iya tante.”,  jawab Rendy dengan santun.
“ Biasa aja Ren! Hahaha. Panggil Mami aja biar enak.”, ujar Aurel yang memotong pembicaraan Rendy dengan Mami.
“ Iya iya Rel. Udah diam!”, sahut Rendy.
“ Udah udah, kalian jangan bertengkar. Gimana rasanya tinggal disini, di Surabaya? Ya meskipun kamu baru beberapa hari disini.”, ucap Mami.
“ Rasanya itu...... Membingungkan,”, ucap Rendy perlahan dengan menunjukkan senyum manisnya pada Mami.

        Benar saja, Rendy bingung menjelaskan semua yang telah dilihatnya hari ini. Sangat berbeda dari biasanya. Rendy adalah

Jumat, 04 Januari 2013

Pengorbanan Penuh Makna



Pagi hari berganti dengan dinginnya malam. Sang surya yang panas, tergantikan dengan lembutnya sinar rembulan. Hari demi hari telah terganti. Setiap bulan telah dilewati. Setiap tahun telah dipijaki. Tetapi, mengapa Satrio masih belum menemukan tambatan hati?. Apakah ini sebuah takdir dari Tuhan?. Apa benar Tuhan itu adil?. Memang Satrio tidak pantas untuk berkata seperti, tapi kapan cinta itu datang. Sampai kapan Satrio harus menunggu?. Sudah !! Cukup hentikan semua khayalan ini !! Tolol !!

Satrio hanyalah seorang lelaki biasa, simple, kaya, tetapi penuh makna. Makna tentang cinta. Meskipun dia telah berpacaran beberapa kali, tetapi tetap saja. Hanya rasa sakit yang ia terima. Wajar saja, Satrio adalah keturunan orang kaya. Tak sedikit perempuan yang ingin mendampingi hidup Satrio hanya karena harta. Bukan cinta. Memang,semua bisa dibeli dengan uang. Tetapi, semua itu akan percuma jika tidak merasakan indahnya cinta dan kebahagiaan. Hidup tanpa cinta, sama saja seperti hidup di ruang hampa udara. Gelap. Kosong. Itu yang Satrio rasakan.

Sama halnya dengan murid lain. Pagi ini Satrio harus berangkat pagi untuk menuntut ilmu. Dengan langkah tergesa-gesa, Satrio langsung saja menaiki mobilnya tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya. Orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Pekerjaan yang hanya bisa menghasilkan uang, bukan kebahagiaan.

Saat disekolah, bisa dibilang Satrio adalah salah satu murid terpandai di kelas. Tak jarang dia dipuji oleh guru dan teman-temannya. Tetapi saat istirahat tiba, Satrio hanya sendirian. Hanya kesepian yang ia rasakan. Satrio memang belum pernah merasakan kebahagiaan. Datang seorang perempuan berparas ayu untuk menghampiri Satrio. Dinda namanya.