Hallo guys, balik
lagi nih setelah sekian lama gue gak nulis karena otak gue baru aja selesai
service gara-gara PR yang menumpuk di rumah buat nakutin tikus. Sering banget
teman-teman gue tanyak tentang cerita gue selanjutnya “ndre, gak nulis cerita
lagi ta ?” atau “ndre, masih jomblo ?” (lho ?). Ada dua kemungkinan kenapa dua
pertanyaan tadi menghampiri gue, 1) senang baca cerita gue yang aneh, 2) buat
bahan ejekan disekolah seolah gue adalah orang paling bodoh di sekolah favorit.
Kali ini gue
kembali nulis dengan keadaan gembira dan terakhir gue pastiin kalau gue (tetap)
cowok dan gak pengen berubah. Hal ini dikarenakan gue udah punya pacar yang
insyaallah setia dan selalu ada buat gue (bukan pembantu pastinya...). Sebelum
pacaran dengan cewek gue sekarang, sekitar 3 minggu lalu gue baru aja putus
dengan pacar gue yang sebelumnya, ada beberapa alasan, salah satunya
adalah karena lama-kelamaan gue udah ngerasa gak nyaman dengan (mantan) pacar
gue itu.
Bicara tentang
“kenyamanan”, gue punya sebuah jam tangan yang udah gue pakai selama kurang
lebih 3 tahun kebelakang (pastinya), saking nyamannya gue dengan jam itu
, waktu gue pergi kemana-mana pasti ada jam tangan gue itu. Suatu saat jam itu rusak dan gak bisa diperbaiki lagi, beberapa hari kemudian gue galau dan meratapi nasib gue karena kehilangan sebuah jam tangan bagaikan seorang ibu yang yang kehilangan anaknya ataupun seseorang yang mencari Bang Toyib selama 3 kali puasa (lho ?).
, waktu gue pergi kemana-mana pasti ada jam tangan gue itu. Suatu saat jam itu rusak dan gak bisa diperbaiki lagi, beberapa hari kemudian gue galau dan meratapi nasib gue karena kehilangan sebuah jam tangan bagaikan seorang ibu yang yang kehilangan anaknya ataupun seseorang yang mencari Bang Toyib selama 3 kali puasa (lho ?).
Seminggu kemudian
entah mengapa orang tua gue membelikan lagi sebuah jam tangan buat gue, ada dua
hal yang waktu itu gue ingin lakukan 1) bilang “terimakasih” dan memberikan
senyuman ‘manis’, 2) tertawa keras bagaikan iblis “HAHAHAHAHA !!!!” dan memakan
adik gue dalam satu gigitan. Berhubung gue anak yang sopan dan dalam keadaan
kenyang maka gue berterimakasih ke orang tua gue yang paling bisa ngertiin gue,
selain pacar dan abang-abang mekdi. Tapi baru beberapa hari gue pake jam baru
itu, gue malah gak nyaman dan menginginkan jam gue yang dulu balik lagi.
Mungkin ini yang namanya kenyamanan, disaat gue udah ngarasa nyaman maka gue
ngerasa kalau barang itu gak bisa tergantikan buat gue.
Menurut gue : Kenyamanan adalah sesuatu yang
gak bisa dibeli maupun dipaksakan, kenyamanan adalah keadaan dimana kita udah
merasa sangat dekat dan gak pengen pergi menjauh, Semakin lama kita nyaman
dengan barang ataupun seseorang itu kita akan menyayanginya dengan setulus hati
dan tanpa paksaan, dan disitulah terjadi sebuah kesetiaan terhadap suatu barang
ataupun seseorang yang kita cintai.
Begitu juga dengan
pacaran gue yang sekarang, percaya atau tidak dia adalah adek kelas gue
sendiri. Sebelum gue pacaran sama dia, gue udah mulai ngerasa nyaman dengan dia
karena perhatian yang dia kasih ke gue. Lama-kelamaan dia menunjukkan sikap
yang positif ke gue dengan memberikan perhatiannya maupun kasih sayangnya waktu
itu. Setelah gue putus dengan pacar gue yang sebelumnya, adek kelas gue ini
datang bagaikan seorang bidadari yang jatuh ke bumi untuk memberikan perhatian
dan kasih sayang ke gue dengan setulus hati #sungguh puitis...
Setelah menunggu
waktu yang tepat, gue memutuskan untuk menembaknya menggunakan AK-47 yang saat
itu siap gue gunakan (ya gak lah). Gue langsung aja mengatakan kalau sebenarnya
gue udah mulai sayang dan nyaman saat dengannya, kemudian gue bilang “mau gak
jadi pacar aku ?”, langsung aja dia jawab “iya” yang menandakan kita udah
pacaran. Akhirnya setelah 7 bulan menjomblo gue mendapatkan pasangan yang tulus
mencintai gue apa adanya dan memberikan kenyamanan yang sangat berarti buat gue
(hahaha).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar